Welkom op de Schnell Microcomputer

Surf deze blog en ik hoop dat u vindt wat u zoekt. Als u geïnteresseerd bent met iets op deze pagina en moeten gedetailleerde informatie, bel dan mijn nummer of e-mail naar tafsirindra@yahoo.com

U kunt zeker ook toevoegen mijn ym id en ik zal graag proberen om uw vraag te beantwoorden mogelijk als ik kan ...


Semuanya tentang artikel dan disain aplikasi teknologi digital dan mikrokontroler pada dunia peternakan, perikanan dan pertanian .....

Wednesday, October 24, 2012

RTP Thermohygrostat

RTP Thermohygrostat

Klik gambar untuk memperbesar




- Plastic Casing IP56 Size : 22 x 29.5 x 12.5 cm
- Alarm system, flasher LED & Buzzer
- Thermostat and Hygrostat in a single package
- Temperature Setting : 35.0 - 39.5 degree Celsius, 
- Humidity Setting : 50.0 - 80.0% RH
- Setting values are upper and lower limit locked for egg safety 
- Fast response, averaged sampling 200 samples in a second
- Sensor reading updated in less than a second
- Adjustable alarm for hi-temp, low-temp, hi-hum and low-hum
- Buzzer cut push on push off with led status warning
- Buzzer test push button
- Suitable for 3000 up to 5000 capacity egg incubator 
- Built in SSR with zero crossing detection
- Simple direct connection from terminal to 3 electrical loads 
  (heater, humidifier and damper/exhaust fans)
- PIC16F877A cored, programmed in PIC Assembly (critical requirement 
  for high safety devices)

Values Setting

1. Temperature Setting : 
-  Pada layar utama, tekan --> untuk menaikkan dan <-- untuk 
   menurunkan setting temperatur  
-  Tekan S (atau icon disk) untuk menyimpan ubahan yang dilakukan.

2. Humidity Setting :
-  Pada layar utama, tekan dan tahan tombol Fn/Alt (tombol ketiga dari kiri)
   sambil menahan tombolt tesebut, tekan --> untuk menaikkan dan <-- untuk 
   menurunkan setting humidity.
-  Tekan S (atau icon disk) untuk menyimpan ubahan terakhir. 

3. Setting Alarm 
-  Matikan sistem dengan mencabut aliran listrik dari power port
-  Tekan tombol S (icon disk) dan tahan. Nyalakan sistem, maka anda akan
    masuk ke menu setting : Hysteresis, deviasi Hi-temp, Low-Temp, Hi-Hum, 
    Low Hum untuk menentukan aktivasi alarm/buzzer.

4. Langkah ke 3 diatas bila yang ditahan tombol --> maka sistem akan masuk
    ke register RTP dan untuk siapa unit tersebut dibuat.

5. Langkah ke 3 diatas bila yang ditahan tombol FN (atau simbol kotak)  maka 
    sistem akan malakukan reset ke Default Values.

6. Selanjutnya untuk lebih mudahnya silahkan melihat video diatas.


Tuesday, August 14, 2012

Rancangan Sederhana Inkubator Kapasitas diatas 1000

Membuat inkubator kapasitas besar bukanlah proses yang sederhana. Sistem airflow yang tepat sangat menentukan keberhasilan mesin. Oleh karena itu sistem inilah yang pada umumnya dirahasiakan oleh para pembangun inkubator profesional dan bahkan pada tipe tertentu telah dipatenkan.

Bila anda menemukan sistem yang sangat sederhana seperti yang tertulis di artikel-artikel yang tersebar luas di internet, maka pada umumnya sistem tersebut adalah sistem yang sangat umum dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Dengan mempertahankan prinsip kesederhanaan dan kemudahannya untuk dipahami, artikel ini ditujukan sebagai panduan untuk membuat sistem inkubator besar yang lebih baik dan tentu saja dengan penarapan teknologi digital didalamnya.

Untuk menjembatani kebutuhan tersebut, artikel berikut akan mengulas pembuatan mesin tetas kapasitas besar untuk pemula dengan target utama pemberdayaan masyarakat. 

Artikel akan diuraikan secara step-by step dan mungkin akan ditulis secara berkala mengingat kesibukan yang menyita banyak waktu dari penulis. Harapan saya, semoga bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembaca.

A. Struktur Utama Inkubator : Sistem Airflow 

Klik pada gambar untuk memperbesar
bersambung

Sunday, August 12, 2012

New HCM-X

New HCM-X released



Setting RH 
1. Tekan UP untuk menaikkan setting point RH
2. Tekan DOWN untuk menurunkan setting point RH
3. Tekan Set/Save untuk menyimpan nilai ubahan

Setting Water Temperature
1. Tahan tombol Fn dan tekan UP untuk menaikkan target temperatur air
2. Tahan tombol Fn dan tekan DOWN untuk menurunkan target temperatur air
3. Tekan Set/Save untuk menyimpan nilai ubahan

Reset Ke Default Setting (60%RH 37.0 Deg Celisus Water Temperature)
1. Matikan sistem
2. Tahan tombol Fn dan tahan sambil menghidupkan sistem
3. Lepaskan tombol Fn bila telah muncul tulisan resetting to default setting di layar LCD

Setting RH Hysteresis
1. Matikan sistem
2. Tahan tombol Set/Save dan tahan sampai LCD masuk ke mode setting hysteresis
3. Gunakan UP dan DOWN untuk menaikkan atau menurunkan nilai hysteresis
4. Tekan Fn bila telah selesai
5. Tekan Set/Save bila ingin ubahan disimpan.

Unit telah dikalibrasi sebelum proses pengiriman, namun demikian
bila menghendaki kalibrasi sendiri,
bisa digunakan acuan pada gambar diatas



Friday, August 3, 2012

Oxygen Sensor : Penerapan Dalam Mesin Penetas Telur

Telur adalah makhluk hidup. Memerlukan oksigen dan juga mengeluarkan karbon dioksida. Oleh karenanya sistem ventilasi yang baik sangat menentukan keberhasilan penetasan. Pengaturan ventilasi ini seringkali menjadi permasalahan rumit jika dihadapkan pada penghematan energi listrik. 

Ventilasi yang terlalu lebar akan mengakibatkan besarnya daya listrik yang diserap oleh mesin untuk mempertahankan temperatur pada setting point yang kita inginkan. Disisi lain, mempersempint ventilasi akan berdampak pada kurangnya supply oksigen dan sulitnya proses pembuangan karbon dioksida keluar dari mesin tetas. 

Karena permasalahan inilah, bila anda membeli mesin penetas telur sederhana, seringkali disertai dengan petunjuk untuk merubah ukuran jendela ventilasi seiring dengan perkembangan telur dalam penetasan. Prinsipnya memang sederhana, namun ketidakjelasan seberapa besar patokan ventilasi tersebut menjadikan sistem sederhana ini menjadi pilihan yang rumit.

Pada mesin tetas profesional, masalah ini tentu saja dapat diatasi secara otomatis dengan penerapan teknologi. Mungkinkah mesin kapasitas lebih kecil yang dipergunakan di kalangan masyarakat umum menerapkan teknologi ini? Tentu saja mungkin. 

Berikut akan diuraiakan sistem monitoring kondisi oksigen dalam mesin tetas. Dari nilai bacaan sensor oksigen, dapat dilakukan proses-proses yang kita inginkan seperti membuat sistem damper otomatis yang dapat mengatur sendiri lebar jendela ventilasi untuk sirkulasi oksigen dan karbondioksida.





to be continued ...

Thursday, July 5, 2012

RTP Thermo-Hygrostat for Professional Breeder

Klik untuk memperbesar

artikel sedang ditulis ...

Monday, June 4, 2012

Adelaar Metamorf STD-PB

Definisi tombol : (dari kiri ke kanan)
1. Up
2. Down
3. Set/Save

Cara Menaikkan dan Menurunkan Target Temperatur (SV)
1. Tekan tombol Up (dengan ujung pensil) untuk menaikkan SV
2. Tekan tombol Down untuk menurunkan SV

Cara Menaikkan dan Menurunkan Hysteresis 
1. Tekan Up dan Down bersamaan, setelah masuk ke menu hysteresis,
2. Tekan Up untuk menaikkan hysteresis
3. Tekan Down untuk menurunkan hysteresis
4. Tekan Set/Save untuk kembali ke layar utama dan menyimpan ubahan

Cara Menyimpan Ubahan
1. Tekan Set/Save untuk menyimpan ubahan

Cara Mereset ke Default Setting (SV=37.0 derajad celsius, Hysteresis = 0.3 derajad Celsius)
1. Matikan kontrol
2. Tekan tombol Set/Save dan tahan
3. Hidupkan kontrol sambil tetap menahan Set/Save
4. Lepaskan Set/Save bila di layar telah muncul tulisan Resetting ....




Sunday, May 27, 2012

RTP-Digital Thermostat : Professional Breeder Choice

Naked PCB with complete ports and devices
* 4 Pcs Push Buttons
* Standard 16X2 Character LCD with backlight (Blue/Grey available)
* Temperature sensor (RTD PT100 or LM35 upon request)
* Temperature measurement in degree Fahrenheit

Programmable Values :
1. Temperature Upper Range/Max (Set Point)
2. Temperature Lower Range/Min, -0.1 - 1.0 degree Fahrenheit from Set Point
3. Secondary heater max range,    - 0.1 - 15 degree Fahrenheit from Set Point
3. Over temp alarm & indicator :   + 0.5 - 1.5 degree Fahrenheit from Set Point
4. Under temp alarm & indicator :  - 0.5 - 2.5 degree Fahrenheit from Set Point

Audible Alarm
Alarm activated for
1. Under temp condition
2. Over temp condition

Click image to enlarge

Click to enlarge

Saturday, May 26, 2012

DIY 40A Solid State Relay (SSR)

Solid state relay is among the discrete components unreasonably expensive. This article describe what you have to do in case you decide to make your own SSR.

Components you may need :
  1. Triac, preferably BTA type since its metal body has been insulated for above
     1KV from mains.
  2. Optotriac MOC3041, preferably  the zero crossing type except otherwise needed
      for random setting.
  3. 47 Ohm 1/2 watt carbon resistor
  4. 470 Ohm 1/2 watt carbon resistor
  5. 78L05 linear regulator
  6. 220 Ohm resistor
  7. 4 pcs IN4148
  7. 2 pcs 100nF capacitor
  8. 2 pcs screw terminal, w/o wall
  9. PCB
10. FeCl for PCB etching
11. Resin







Friday, May 11, 2012

Mesin Tetas Kapasitas Besar Dengan Pemanas Gas / Batubara

Sumber energi untuk pemanas ruangan mesin penetas telur bisa berupa energi listrik, gas/LPG, batu bara, kayu dan bentuk-bentuk energi lainnya. Keputusan untuk memilih bentuk sumber energi tersebut tentu saja dipengaruhi oleh faktor ketersediaan dan kelangsungan sumber energi dan juga efisiensi biaya.

Untuk daerah yang supply listriknya tidak stabil dan sering mati, pemilihan sumber panas yang berasal dari energi  listrik merupakan keputusan sulit. Diperlukan back-up listrik yang cukup besar untuk memanaskan elemen listrik. UPS atau inverter akan dengan cepat menguras cadangan listrik dari battery sehingga pemilihan cadangan listrik tipe ini tidak efektif. Salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menyediakan generator listrik (genset) dengan kapasitas besar. Tentu saja biaya operasional menjadi  lebih mahal.

Di beberapa daerah di Indonesia memiliki cadangan bahan bakar gas, batubara, kayu dan bentuk lainnya selain listrik dalam jumlah yang melimpah. Disisi lain, supply listrik di daerah tersebut justru buruk dan sering mati dalam periode yang fatal bagi kelangsungan proses penetasan.

Berpijak pada permasalahan diatas, berikut diberikan gambaran sistem penetasan dengan menggunakan energi gas atau batu bara sebagai pemanas ruangan. 

Panas api dari batu bara atau gas digunakan untuk memanaskan suatu ruangan pemanas atau heating chamber yang akan disalurkan udara panasnya melalui blower atau kipas seperti yang ditunjukkan pada diagram dibawah. 

Klik untuk memperbesar gambar

Listik diperlukan hanya untuk menghidupkan modul kontrol, blower dan ultrasonic mist maker atau humidifier bentuk lainnya. Oleh karena energi listrik yang diperlukan relatif kecil, maka bisa digunakan UPS maupun inverter berkapasitas kecil yang umum dijual di pasaran dengan harga kurang dari Rp. 400.000,-. Bila listrik mati, UPS bisa menghidupi sistem bahkan sampai hitungan 24 jam. Bila listrik PLN hidup, battery pada UPS atau inverter akan terisi.

Cara kerja sistem relatif sederhana, bila ruangan inkubator belum tercapai suhu yang diinginkan, maka dua kipas sirkulasi akan diaktifkan. Bila suhu sudah tercapai, kedua kipas tersebut akan berhenti berputar. Bila temperatur sedikit saja melebihi yang ditentukan, maka exhaust fan akan hidup membuang kelebihan udara  panas sekaligus menarik udara segar dan oksigen masuk kedalam mesin tetas. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat sehingga didapatkan regulasi panas yang optimal.

Besar kecilnya api bisa diatur secara manual sesuai dengan kapasitas mesin. Dalam waktu singkat, anda bisa menemukan setelan api yang paling efisien.

Rancangan diatas adalah sebagai gambaran umum, anda bisa memodifikasi atau merancang tehnik lain berdasarkan acuan sederhana diatas yang akan menjadikan properti anda sendiri tentunya.

Selamat mencoba dan berkarya. Mari membangun bangsa ini dengan belajar membuat produk kita sendiri.

Monday, April 30, 2012

Humidity Generator untuk Mesin Tetas Kapasitas Besar

Berbeda dengan penentuan pemanas ruangan inkubator yang relatif lebih mudah karena melimpahnya tipe dan model serta kualitas pemanas yang ada di pasaran, pemilihan humidity generator masih menjadi masalah yang sulit dipecahkan.

Diantara berbagai pilihan yang ada, ultrasonic mist maker bisa menghasilkan kabut air yang paling halus dan efektif guna meningkatkan kelembaban udara dalam ruangan mesin tetas. Namun dalam faktanya, ultrasonic mist maker di pasaran tidak memiliki daya tahan yang baik, terutama untuk pemakaian yang terus menerus dalam mesin tetas.

Untuk mesin tetas kapasitas besar khususnya, diperlukan humidity generator yang dapat memenuhi persyaratan dibawah ini :
1. Menghasilkan penguapan paksa (forced evaporation) dalam jumlah yang
    signifikan sehingga mampu menaikkan kelembaban relatif (RH) dalam
    ruangan mesin tetas sampai sedikitnya 80%
2. Mempunyai daya tahan yang tinggi, minimal 1 tahun dengan kondisi jalan terus
3. Beberapa pakar ilmu penetasan menyarankan penguapan yang dihasilkan
    adalah penguapan dingin, bukan penguapan hasil pemanasan

Persyaratan nomor 1 relatif sulit didapatkan untuk mesin tetas kapasitas besar yang dirancang untuk unggas air seperti bebek, angsa dan lain-lain karena tuntutan kelembaban relatif yang lebih tinggi.

Persyaratan nomor 2 tentu saja menjadi persyaratan yang terberat. Namun bagaimanapun juga, bila kita memproduksi suatu mesin tentunya akan memberikan garansi setidaknya satu tahun untuk perbaikan dan suku cadang (atau perbaikan saja dalam kondisi tertentu). Pemilihan suku cadang yang tidak tepat akan sangat merepotkan di masa mendatang bila terjadi masalah, terutama bila produk final berukuran besar dan didistribusikan ke wilayah yang secara geografis sangat jauh. Kegagalan  tentunya akan memicu munculnya biaya-biaya yang tak terduga.

Persyaratan nomor 3 masih menjadi pro dan kontra. Masih menjadi perdebatan apakah penguapan akibat pemanasan air memang buruk bagi proses penetasan. Di lapangan, banyak praktisi penetasan yang merasa berhasil dengan tipe pemanasan tersebut, namun tidak sedikit pula yang mengaku gagal.  Namun terlepas dari pro dan kontra tersebut, penguapan dingin memiliki lebih banyak pendukung.

Berdasarkan uraian diatas, berikut akan diulas tiga metode yang bisa dilakukan untuk membangun sistem humidity generator yang memenuhi tiga persyaratan di atas. Tentu saja ultrasonic mist maker tidak akan dibahas karena kondisi di lapangan mengindikasikan bahwa daya tahannya hanya beberapa bulan saja. Kedua metode ini meniru azas karburasi dan injeksi pada mesin motor atau mobil. Mengapa harus meniru mesin motor/mobil? Jawabannya sederhana, karena dunia otomotif memiliki standar yang lumayan tinggi untuk ketahanan. Metode ketiga mengikuti azas yang bekerja pada sistem pengecatan dengan sprayer.

1. Meniru Prinsip Karburator Motor/Mobil

Pada prinsipnya, karburasi mesin motor/mobil memanfaatkan perbedaan tekanan udara untuk mengalirkan fluida dan mencampurkannya dengan udara dalam bentuk uap atau kabut kedalam mesin.

Bahasa yang sulit ya? ok, sederhananya gerakan piston/zuiger (orang jawa bilang seker) kebawah akan menimbulkan efek hisap (seperti kalau seorang dokter menyedot cairan obat dengan suntikan). Bila di saluran hisap tersebut terdapat dua lobang yaitu lobang udara dan lobang yang tersalur dengan pipa kecil menuju container yang berisi bensin, maka akan terjadi pencampuran udara dan bensin yang bergerak dalam bentuk kabut kedalam mesin. Oh, efek yang bisa ditiru dan gampang rupanya?

Bisa ditiru iya, tapi gampang? Jelas tidak ....



2. Meniru sistem Sprayer Painting



3. Meniru sistem Injeksi Elektronik Motor/Mobil


bersambung

Wednesday, April 18, 2012

Egg Turner Dengan Motor DC tipe Rotary maupun Linear telah disatukan Modulnya, Check This Out :

-->
DC1000ET

Modul DC1000ET memiliki Interchangeable DC polarity output dengan nominal tegangan 12-32 volt. Sistem kendalinya adalah mikrokontroller dengan pengendali arus solid state (tanpa relay). Interchangeable polarity berarti polaritas dapat berbalik sehingga memungkinkan untuk menggerakkan motor DC dengan hanya dua kabel saja kearah kiri dan kanan. Secara ilustratif, modul DC1000ET digambarkan sebagai berikut.


Foto Riilnya adalah seperti berikut :


A.   Interchangeable Polarity DC output 12 – 32 volt
Output ini memiliki polaritas yang bisa berubah sesuai dengan algoritma program. Sebagai contoh, kabel biru bisa menjadi positif dan kabel merah negatif untuk memutar motor kekanan, di saat lain yang telah ditentukan polaritas bisa berubah sehingga kabel biru menjadi negatif dan kabel merah positif sehingga motor bisa berputar kebalikannya, yaitu ke arah kiri. Kiri dan kanan bisa berarti atas dan bawah untuk aktuator linear.

B.   Limit Switch Mode Input
Bila anda menyambung output dengan motor DC yang tidak memiliki limit switch internal didalamnya, maka anda dapat menghubungkan soket Limit Switch Mode Input dengan dua buah microswitch yang disertakan dalam paket Modul DC1000ET (jangan gunakan 2 microswitch ini bila anda memakai linear actuator dan biarkan soket pada modul kosong). Processor secara otomatis akan mengetahui keberadaan microswitch ini dan menggunakan External Limit Switch Mode sebagai acuan programnya. Untuk detail jalannya mode ini, dapat dilihat pada paragraph External Limit Switch Mode. Saat pertama dihidupkan, led biru akan berkedip lima kali menandakan sistem limit switch yang dipergunakan adalah eksternal.

++ Matikan AC220V power setiap hendak merubah mode, menghubungkan soket, menyambung kabel atau memindah timer fuse bit dan menunggu sepuluh detik sebelum mengaktifkannya kembali.

Bila saat dihidupkan processor tidak menemukan keberadaan microswitch eksternal, maka secara otomatis program akan mengacu pada sistem aktuator linear dengan internal limit switch. Untuk detail jalannya mode ini dapat dilihat pada paragraph Linear Actuator Mode With Internal Limit Switch. Tanda berjalannya sistem ini adalah berkedipnya led biru sebanyak dua kali.

C.   Input AC 220Volt
Input dari modul  DC1000ET adalah tegangan AC220 Volt.



Algoritma Program

  1. Saat pertama dihidupkan, processor akan mencari keberadaan microswitch eksternal. Bila ditemukan, maka led biru akan dikedipkan sebanyak 5 kali dan program menjalankan External Limit Switch Mode.
  2. Bila exsternal limit switch tidak diketemukan (sengaja tidak dipasang maupun tidak terdeteksi karena sambungan yang tidak baik), maka led akan dikedipkan sebanyak 2 kali dan program menjalankan Linear Actuator Mode With Internal Limit Switch.


External Limit Switch Mode
  1. Setelah masuk mode ini, processor akan membaca konfigurasi fuse bit yang anda set untuk menentukan masuk mode test (demo) atau timer. Bacalah tabel fuse bit untuk diagram fuse bit tersebut.
  2. Bila masuk mode test (demo), maka jalannya program akan seperti berikut :
a.       Putar motor kekanan dan cari limit switch dengan kabel hijau sampai ketemu
b.      Setelah ketemu, matikan motor dan tunggu enam detik.
c.       Putar motor kekiri dan cari limit switch dengan kabel merah sampai ketemu
d.      Setelah ketemu, matikan motor dan tunggu enam detik
e.       Kembali ke lagi ke langkah a dan looping  (dilakukan berulang-ulang).
  1. Bila masuk mode timer, maka jalannya program akan seperti berikut :
a.       Putar motor kekanan dan cari limit switch dengan kabel hijau sampai ketemu.
b.      Setelah ketemu, matikan motor dan tunggu enam detik.
c.       Putar motor kekiri dan cari limit switch dengan kabel merah sampai ketemu
d.      Setelah ketemum, matikan motor dan tunggu enam detik
e.       Putar motor kekanan dan cari limit switch dengan kabel hijau sampai ketemu.
f.       Setelah ketemu, matikan motor dan tunggu sesuai timer yang diset (1 jam, 1,5 jam dan seterusnya sesuai tabel fuse bit)
g.      Setelah waktu yang  ditentukan timer terpenuhi, hidupkan motor kiri sampai diketemukan limit switch dengan kabel merah.
h.      Setelah ketemu, matikan motor dan tunggu sesuai timer yang diset.
i.        Kembali ke langkah e, demikian seterusnya langkah e sampai h diulang-ulang (looping).

++ Cataan: Bila motor berputar kekiri padahal seharusnya sesuai pedoman ini berputar kekanan, maka anda salah memasang polaritas kabel motor. Sebaiknya kabel motor anda balik sehingga program akan berjalan sempurna. Atau bila setting anda memang menghendaki demikian, tidak menjadi masalah juga, hanya apa yang dituliskan kekanan pada paragraph diatas akan menjadi kekiri dalam kenyataannya.

Linear Actuator Mode With Internal Limit Switch.
  1. Setelah masuk mode ini, processor akan membaca konfigurasi fuse bit yang anda set untuk menentukan masuk mode test (demo) atau timer. Bacalah tabel fuse bit untuk diagram fuse bit tersebut.
  2. Bila masuk mode test (demo), maka jalannya program akan seperti berikut :
    1. Set polaritas sehingga aktuator naik keatas selama 2 menit
    2. Balik polaritas sehingga aktuator turun kebawah selama 2 menit
    3. Demikian berulang-ulang keatas dan kebawah selama masing-masing 2 menit

++ Cataan: Bila aktuator bergerak kebawah padahal seharusnya keatas, maka anda salah memasang polaritas kabel aktuator. Sebaiknya kabel aktuator anda balik sehingga program akan berjalan sempurna. Atau bila setting anda memang menghendaki demikian, tidak menjadi masalah juga, hanya apa yang dituliskan diatas pada paragraph diatas akan menjadi kebawah dalam kenyataannya.

  1. Bila masuk mode timer, maka jalannya program akan seperti berikut :

a.       Aktuator akan dinaikkan selama 2 menit keatas (internal limit switch akan membatasi gerakan actuator bila dalam waktu kurang dari 2 menit telah mencapai jangkauan terpanjang).
b.      Aktuator akan digerakkan kebawah selama 2 menit dg cara yang sama
c.       Aktuator akan digerakkan keatas kembali 2 menit dengan cara yang sama.
d.      Langkah a sampai c akan selalu dilakukan saat reset (modul dimatikan dan dihidupkan kembali). Gunakan proses ini untuk mendapatkan titik tengah saat reset dengan cara mematkian power modul saat actuator menggerakkan rak telur tepat pada posisi tengah. Posisi tengah diperlukan bila anda akan memasukkan telur atau melakukan proses dimana posisi tengah diperlukan.
e.       Selanjutnya durasi pergerakan actuator kebawah dan keatas akan ditentukan oleh fusebit yang diset (misalkan satu jam, tiga jam dsb). Bila anda mengeset 1 jam, maka actuator oleh modul akan diberi power untuk bergerak keatas terus menerus selama satu jam (akan diputuskan oleh internal limit switch actuator bila posisi terpanjang tercapai) kemudian diberi power untuk bergerak kebawah selama satu jam juga (akan diputuskan juga oleh limit switch internal actuator bila posisi terendah tercapai).

++ Catatan : Aktuator memiliki limit switch internal didalamnya dan memutuskan arus ke motor walaupun arus dari modul tetap dialirkan. Modul tidak menghentikan arus dalam mode ini melainkan hanya membalik polaritasnya saja. Hal ini berbeda dengan mode limit switch eksternal dimana polaritas output dan juga arus output dihidupkan dan dimatikan oleh modul. Dalam mode limit switch eksternal, microswitch hanya berfungsi sebagai signal posisi saja, bukan penghantar arus motor seperti yang dilakukan oleh limit switch internal dari linear actuator.
++  Bagaimanapun mencoba adalah cara yang terbaik


Khusus untuk Penggerak Aktuator saja (linear) dapat menggunakan modul DC1000ET-CD



Sunday, April 15, 2012

Mendapatkan Kelembaban diatas 70% untuk Incubator kapasitas 500 kebawah

Mesin penetas telur bebek kapasitas 500 kebawah merupakan pilihan ekonomis bagi pemula. Namun bagaimanakah cara mendapatkan kelembaban yang tinggi dengan tanpa menggunakan modul higrostat? (karena alasan mahal).

Cobalah konsep berikut. Water level pool tentu saja bisa anda isi air sendiri tanpa menggunakan pengisian air otomatis bila anda cukup punya banyak waktu .... namun bila anda malas untuk secara periodik memeriksa dan mengisi air, maka pengisi air otomatis menjadi pilihan untuk anda.


Sunday, March 25, 2012

Cara mudah memasang saklar mesin tetas Full Otomatis Kecil

Bagi anda yang memerlukan diagram perkabelan untuk saklar mesin tetas full otomatis kapasitas kecil dengan menggunakan termostat elektronik/digital dan modul egg turner, berikut bisa digunakan sebagai acuan.

Bentuk saklar yang umum dipakai adalah seperti gambar dibawah ini :


Saklar diatas memiliki lampu didalamnya dan dengan pemasangan yang benar, maka lampu akan menyala saat saklar dihidupkan, terlepas apakah ada beban atau tidak.

Untuk mesin tetas full otomatis dipergunakan 2 saklar, satu untuk saklar termostat elektronik sekaligus sebagai skalar utama dan kedua saklar motor turner. Saklar utama bisa ON dan OFF dan tidak tergantung pada saklar motor turner.  Namun saklar motor turner hanya bisa diaktifkan bila saklar utama dalam posisi ON.  Saklar motor turner juga bisa dimatikan saat saklar utama ON tentu saja, kondisi ini diperlukan saat termostat beberja namun telur tidak ingin digerakkan (beberapa hari pertama pengeraman atau beberapa hari terakhir penetasan).

Diagram perkabelannya adalah sebagai berikut.


Thursday, March 22, 2012

Termostat untuk oven dan furnace, Watt besar, temperatur tinggi ..





Solid State Relay (SSR)

A. Pilih kontaktor apa SSR

Sebenarnya memilih menggunakan kontaktor atau SSR merupakan keputusan yang sulit. Berikut tips untuk membantu memudahkan anda dalam mengambil keputusan.
  1. Untuk beban yang melebihi 30A, penggunaan kontaktor akan relatif lebih mudah karena kontaktor tidak harus menghadapi masalah panas yang harus didinginkan.
  2. Kontaktor lebih aman, karena saat off kedua kutup listrik diputuskan. Selain itu bila mengalami kerusakan, pada umumnya kerusakannya dalam kondisi terbuka atau terputus sehingga listrik tidak terus mengalir ke beban.
  3. SSR memiliki usia pakai yang jauh lebih panjang daripada kontaktor jika digunakan dengan benar. Ini disebabkan karena tidak adanya titik kontak dan busur api seperti yang pada umumnya terjadi pada kontaktor.
  4. SSR memberikan kontrol yang lebih baik karena kecepatan kontaknya. Namun bila arus yang dialirkan melebihi 8A, maka SSR membutuhkan pendingin atau heatsink.
  5. Penerapan zero crossing detection pada SSR memungkinkan beban hanya On dan Off saat tegangan AC pada posisi 0 volt.  Kelebihan ini bisa berguna bagi keawetan dan keamanan beban.

B. Benar-benar perlukan Heatsink untuk SSR?

SSR pada dasarnya adalah semikonduktor yang mempunyai konduktansi terbatas. Saat mengalirkan arus, panas akan ditimbulkan akibat adanya resistansi internal. Secara teoritis, setiap ampere arus yang dialirkan akan mengakibatkan panas setara dengan 1.3 watt. Ini berarti akan diperlukan pendingin untuk mengurangi panas setara dengan 26 watt apabila arus yang dialirkan adalah 20A.

Temperatur bagian logam dari SSR tidak boleh melebihi 70 derajad Celsius. Jika lebih maka SSR akan terus On dan tidak bisa Off dan pada akhirnya akan mengurangi usia pakai atau bahkan kerusakan permanen. 

Temperatur SSR tergantung juga pada amplitudo arus, seberapa lama bekerjanya dalam kondisi penuh dan juga pada temperatur sekitar. Pedomannya, jika arus beban melebihi 8 ampere, SSR memerlukan heatsink atau pendingin aluminium tipis. Jika mendekati 15 ampere, diperlukan lembar aluminium pendingin yang lebih tebal dan ketika arus beban diatas 15 ampere, maka diperlukan sistem pendinginan yang lebih rumit dan melibatkan kipas atau forced air.

Menaikkan rating SSR, seperti misalnya dari 20A ke 40A tidak akan menurunkan temperatur. Jika arus beban mencapai 30A, kebutuhan kipas pendingin sudah menjadi persyaratan utama.

Panas pada umumnya menjadi masalah saat beban bekerja pada kapasitas penuh. Bila kondisi sudah tercapai oleh regulator, beban akan on dan off sesuai dengan setting dari kontrol sehingga panas akan tereduksi secara sifnifikan. Dengan kata lain, duty cycle sudah tidak 100% lagi melainkan bisa 50% tau bahkan kurang.

Saturday, March 10, 2012

Automatic water filler, pengisi air otomatis untuk mesin penetas telur dan aplikasi lain

Dalam mesin tetas, air diperlukan untuk mendapatkan penguapan sedemikian rupa sehingga didapatkan kelembaban yang diinginkan. Karena terjadi penguapan, baik secara perlahan maupun cepat karena proses forced evaporation, maka akhirnya air akan habis sehingga diperlukan perhatian ekstra terhadap kuantitas nya.

Untuk mesin tetas kecil, perbandingan jumlah air dengan tingkat penguapan relatif sedikit sehingga frekuensi penambahan tidaklah begitu tinggi. Pada mesin tetas dengan kapasitas besar, seringkali air dipaksa menguap dengan cara pemanasan atau pengkabutan dengan ultrasonic sehingga konsumsi air tentunya menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, pemanfaatan sistem pengisi air otomatis akan memberikan nilai guna yang cukup tinggi.

Skematik Rangkaian (NEW!! Shared on 2013)


Click on Image to Enlarge ...
Unduh PCB Layout (file .dip / DipTrace) : http://www.4shared.com/zip/I25kSGKt/water_filler.html


Bagaimana Sistem Pengisi Air Otomatis Bekerja

Tentunya ada sensor yang harus dipasang pada kontainer atau wadah air guna memonitor level air serta membangun sistem pengisian otomatisnya. Sensor bisa mempunyai berbagai macam bentuk, mulai dari model pelampung dengan valve atau klep, variable resistance (seperti pada sensor level bensin pada kendaraan bermotor), dan elektroda listrik. Yang akan diulas dalam artikel berikut adalah sistem 3 elektroda listrik karena bentuk inilah yang paling efektif untuk aplikasi pengisian otomatis disamping juga biaya pembuatannya yang murah serta mudah karena hanya berupa lempengan logam aau baut yang disambung ke kabel sensor.

Gambar demo dibawah ini menunjukkan posisi sensor yang berupa elektroda listrik.

Perhatikan batas level A, B dan C
Pada gambar diatas, sensor ditandai dengan huruf A, B dan C. Yang perlu diketahui, air adalah media elektrolit yang dapat menghantarkan listrik. Walaupun tentunya tidak dapat menjadi pengganti kabel dengan kemampuan mengalirkan arus yang relatif besar, namun air dapat memberikan jalan bagi sinyal listrik yang dapat ditangkap oleh IC sebagai sinyal kondisi tersambungnya jalur atau path lisrik.

Dari gambar diatas, kabel merah disambungkan oleh rangkaian elektronik pada tegangan Vdd 5 volt DC (tegangan positif atau +). 

Bila level air diatas huruf A, maka ada dua kondisi yang terpenuhi, yaitu kabel putih akan menghantarkan muatan positif dan demikian juga kabel hitam. (kabel hitam maupun putih dalam posisi logic high karena tersambung dengan kabel merah oleh air)

Bila level air dibawah A namun diatas B, maka kondisi yang terpenuhi adalah kabel putih tidak tersambung dengan kabel merah namun kabel hitam tersambung dengan kabel merah oleh air dan menjadi bermuatan + (kabel putih logic low, kabel hitam logic high).

Bila level air dibawah B, maka otomatis dia akan juga dibawah A dan kondisi kabel putih maupun hitam akan tidak bermuatan (kabel putih dan hitam keduanya logic low).


Kondisi Yang Hendak Dicapai

Proses yang ideal adalah air akan segera diisi apabila levelnya berada sedikit saja dibawah B. Pengisian akan terus dilakukan sampai dicapai level A. Kemudian bila air berkurang, pengisian tidak akan dilakukan sebelum level air kembali pada posisi dibawah B.

Mengapa demikian? jawabnya adalah agar air terjaga pada level antara A dan B. Mengkondisikan agar air selalu di level A akan membuat pengisi air bekerja pada frekuensi yang tinggi karena berkurangnya sedikit air saja akan mengakibatkan pompa diaktifkan.

Tentu saja jarak antara A, B dan C bisa ditentukan sendiri sesuai selera. Namun jarak A dan B seharusnya relatif lebih pendek dari jarak B dan C. Jarak A dan B bisa dikatakan sebagai hysteresis dari sistem ini.

Bagaimana Logika Kerja Sistemnya?

Ok, semoga logika sederhana ini bisa dipahami oleh pembaca yang awam elektronika dan ilmu kelistrikan sekalipun.

Dalam sistem ini, yang dijadikan acuan adalah muatan pada kabel putih (kita singkat P) dan hitam (H).

1. Bila P dan H = HIGH maka Matikan Pompa
    (tidak berlaku bila hanya salah satu saja yang HIGH)

2. Bila P dan H = LOW maka Hidupkan Pompa
    (tidak berlaku bila haya salah satu saja yang LOW)


Perhatikan logika AND (dan). Sangat berbeda dengan OR (atau). Coba perhatikan contoh berikut :

*. Bila ada ayam jantan dan ayam betina, maka telur bisa fertil ----> benar khan?
    Nah coba kita ganti "dan" dengan "atau".
    Bila ada ayam jantan atau ayam betina, maka telur bisa fertil ---> salah khan?

Ok, kembali lagi pada logika kita untuk pengisi air otomatis, kita akan pakai "dan" tentunya dan program harus berjalan sesuai urutan dibawah ini.

1. Bila air dibawah B, maka P dan H akan logic LOW maka hidupkan pompa.
2. Bila kemudian air naik diatas B tapi dibawah dibawah A, maka P=LOW dan H=High
    jangan lakukan apa-apa (biarkan pompa tetap hidup). 
3. Bila air kemudian naik sampai A,maka P=HIGH dan H=HIGH, maka matikan pompa
4. Bila kemudian air turun dibawah A dan diatas B, maka P=LOW dan H=HIGH
    jangan lakukan apa-apa (biarkan pompa tetap mati).
5. Bila air turun dibawah B, kembali ke No. 1 diatas, demikian seterusnya berulang-ulang.

Apa yang Diperlukan Selanjutnya?


Tentu saja anda memerlukan modul diatas untuk mengendalikan sistemnya. Modul bisa anda buat sendiri dan anda bisa mendapatkan skema rangkaiannya maupun layout PCB-nya GRATIS. Bila berminat, anda bisa kirim email ke tafsirindra@yahoo.com

Bentuk modul jadi adalah seperti gambar dibawah ini :


Rangkaian diatas sangat sederhana bukan? Tentu saja. Karena rangkaian tersebut menggunakan mikrokontroler untuk pengendaliannya sehingga rangkaian menjadi sangat sederhana. Mikrokontroller yang dipergunakan adalah tipe AT89C2051 dan anda bisa membelinya dalam kondisi sudah terisi software pada kami.  Hubungi no telepon yang ada di blog ini untuk mendapatkannya.



Yang terakhir yaitu pompa air, bisa dari berbagai tipe dan bentuk. Ada yang beratu daya AC220V seperti pompa air aquarium, pompa air sumur (dengan motor induksi) dan ada pula tipe DC12Volt yang biasa dipergunakan sebagai pompa air washer kaca mobil. 

Karena pompa bisa AC maupun DC, juga berdaya kecil atau besar, maka output dari module dirancang dengan mode relay NO (normally open). Saat modul mengaktifkan relay, maka kedua kabel output relay akan tersambung.

Diagram pemasangan modul untuk tipe pompa AC220V adalah seperti ilustrasi berikut :

Klik pada gambar untuk memperbesar atau download
Karena output berupa kontak relay NO, maka anda bisa juga menggunakan motor DC dan memberikan supply tegangan DC pada motor dan pada satu sisi kabelnya diputus sambungkan oleh output Relay NO tersebut.

Well, ada yang protes juga rupanya, SULIT dan RIBET masang kabelnya. Okelah ...... bila anda hanya memutuskan untuk memakai motor AC220V dan tidak memilih  atau merubahnya kelak ke motor DC, model modul dibawah ini memberikan kemudahan untuk anda. Anda hanya perlu mencolokkan kabel input pada jaringan PLN dan mencolokkan jack pompa air pada tempat yang disediakan. Sangat mudah dan tidak perlu ribet bukan. Berikut skemanya.

Klik pada gambar untuk memperbesar
Dan modulnya jadi seperti ini :


Dan video demonya dapat dilihat dibawah ini :



Berikut contoh dari berbagai bentuk pompa air mini :

 








Thursday, March 1, 2012

Breaking News .... 'Adelaar Metamorf PLUS' Egg Incubator Thermocontrol on Trans TV

Thanks to Mnr.Andi Luvena, for using and trusting Adelaar Metamorf PLUS thermocontrol and HCM-X Hygrostat to be installed on his egg incubator .. and for having broadcasted it to Trans TV ...

Tuesday, February 28, 2012

Membuat sendiri AT51 Electronic Thermostat

Disain dan artikel tentang pembuatan thermostat elektronik berikut ditujukan untuk merespon terhadap banyaknya pertanyaan seputar membuat sendiri rangkaian elektronika analog maupun digital untuk pengatur suhu ruangan inkubator, terutama bagi berminat untuk memproduksi dan memasarkan rangkaian ini.

Tentunya ada beberapa azas yang harus kami penuhi untuk rangkaian tersebut, yaitu :
1. Kesederhanaan dan kemudahan pengoperasian
2. Fungsionalitas yang tinggi
3. Durability atau lifetime
4. Ketahanan sistem terhadap environmental noise 
5. Ketahanan terhadap fluktuasi tegangan listrik di wilayah Indonesia yang berbeda-beda

Semua komponen bisa anda dapatkan di toko-toko komponen elektronik di kota anda, kecuali satu : Mikrokontroller (anda dapat memesan pada kami dengan kondisi sudah terisi program).

Ok, check this out ... tunggu artikel detailnya ...
Dimensi PCB yang kecil dan Compact


Modular : AT51 Thermostat







Monday, February 6, 2012

ATTimer51 & PICTimer16 : 2 Pos Egg Turner Module on Demo Stand

Tunggu video dan artikelnya .... memasang egg turner kit sangatlah mudah ..... seperti contoh demo dibawah ini ......



  

ATTimer51,  AT89C2051 Cored Egg Turner 
Control Module Demo Stand

 
PICTimer16, PIC16F84A Cored Egg Turner
Control Module Demo Stand

Sunday, January 22, 2012

Sedikit tentang konversi analog ke digital dari sudut pandang awam ...


Bagi yang telah paham dengan sistem sistem konversi analog ke digital .... abaikan saja postingan ini. Bila anda masih belum mengenalnya silahkan melanjutkan membaca artikel ini ....


Konversi Analog ke Digital :

Sudut pandang kacamata awam


Analog
      Bila kita mengukur sebuah battery AAA yang baru kita beli dari minimarket dengan menggunakan voltmeter analog (model jarum), maka yang kita blihat pada layar alat tersebut adalah nominal tegangan battery dalam visualisasi analog. Jarum tersebut akan bergerak menunjuk angka 1.5 misalnya. Dengan ini bisa dikatakan bahwa alat ukur yang kita pergunakan menerapkan sistem analog.

Contoh visualisasi pembacaan secara analog adalah seperti gambar dibawah ini :



Digital
      berebeda halnya bila kita megnukur battery AAA tersebut dengan voltmeter digital dimana visualisasi yang kita dapatkan dari alat ukur tersebut adalah tampilan angka digital, seperti ini : 01.5v contohnya.


Visualisasi ini tentunya memudahkan kita untuk secara mental memahaminya. --namun inipun juga bersifat relatif --

Lebih mudah dipahami tentu saja bukan berarti lebih baik. Sistem analog maupun digital dalam konteks ini tidak ada yang lebih baik dari satu sama lainnya. Mana yang lebih baik pada dasarnya ditentukan oleh mana yang lebih mendekati dengan yang kita perlukan. Secara analogi, jam tangan digital walaupun kelihatan lebih canggih, namun tidak membuat jam tangan analog (jarum) menjadi tidak laku. Sebagian menyukai tampilan digital, sebagian orang lainnya lebih menyukai tampilan klasik analog.

Nilai yang Diukur
Dalam faktanya, nilai-nilai yang kita ukur dalam bentuk tegangan semuanya adalah sumber analog. Untuk mewujudkannya dalam tampilan digital, diperlukan konversi dari analog ke digital. Konversi ini selanjutnya kita sebut dengan ADC, kependekan dari Analog To Digital Conversion.

Bagainama ADC bekerja?
Secanggih-canggihnya sistem digital, kelistrikan hanya mengenal dua kondisi saja, hidup dan mati, ON dan OFF. On direpresentasikan dengan angka 1 dan off dengan angka 0. Jadi hanya ada dua kemunkinan saja ya? Betul kalau untuk satu bit atau satu angka saja, yaitu 0 dan 1. Dengan satu bit saja jelas sistem ini akan nampak bodoh sekali. Namun bagaimana bila dua bit? Kombinasinya bisa 00, 01, 10 dan 11. Nah ada empat kombinasi khan? Itu bisa digunakan untuk merepresentasikan 4 buah angka, yaitu
00 = 0
01 = 1
10 = 2
11 = 3

Lho lha kalo cuma bisa nunjukin 4 angka saja, masih payah juga coy!! Ya iya, itu khan cuman dua bit saja. Gimana kalai 8 bit? 32 bit? 64 bit? Ya bisa lebih dari sekedar 4 angka.

Perhatikan uraian rumus berikut ini (gak sulit kok, baca saja). Diatas kita sudah tahu dengan dua bit didapatkan 4 kombinasi angka. Ternyata rumus untuk mendapatkan jumlah kombinasi itu adalah dengan memangkatkan angka dua dengan jumlah bit. Dengan dua bit diatas didapatkan perhitungan sebagai berikut :

22 = 4
(angka 2 yang dipangkatkan dari mana? Ya karena listrik pakai dua kondisi 0 dan 1. Angka dua yang memangkatkan dari mana? Ya kita pakai dua bit. Bit itu yang mana? Kalau 00 = dua bit, kalau 000 = 3 bit, kalau 01010010 = 8 bit, gak peduli kombinasi 1 atau 0-nya)

Sekarang kita coba dengan 4 bit. Dengan 4 bit maka didapatkan jumlah kombinasi sebanyak 16 dari perhitungan dibawah ini :

24 = 16

Nah kombinasinya jadi seperti ini :

0000
=
0
0001
=
1
0010
=
2
0011
=
3
0100
=
4
0101
=
5
0110
=
6
0111
=
7
1000
=
8
1001
=
9
1010
=
10
1011
=
11
1100
=
12
1101
=
13
1110
=
14
1111
=
15

Itulah mengapa dengan DIP Switch untuk AC motor KIT Turner bisa didapatkan 16 macam pilihan setting timer.


Sekarang kita coba kaitkan dengan urusan tampilan digital untuk temperatur. Misalkan kita memerlukan tampilan angka maksimum 99.9 derajad celsius. Maka bila kita melakukan pengukuran bisa saja didapatkan angka mulai dari 00.0 sampai 99.9. Diperlukan 1000 kombinasi tentunya (titik di tengah hanya penandaan saja, kita memerlukan jumlah kombinasi yang sama untuk mengukur 0 – 999 derajad celsius tapi tanpa satu digit dibelakang koma). Berapa bit diperlukan untuk penunjukan angka tersebut? Baiklah hitung aja sendiri.

Di pasaran nilai bit pada umumnya dimulai dari 8, 10, 16, 32 dan 64. Baiklah kita coba konsentrasi ke 10 bit untuk kasus diatas (karena 8 bit hanya menghasilkan 256 kombinasi saja, gak cukup dan 16 bit keatas jelas kebanyakan).

Dengan 10 bit kita dapatkan 1024 kombinasi yang bisa diwujudkan menjadi angka 0 sampai 1023. Nah cukup khan untuk temperatur 99.9 atau 999 diatas? Ok. Deal.


Dengan 10 bit, dan dalam kaitannya dengan temperatur, maka didapatkan kemungkinan nilai :

000.0oC - 102.3oC

atau

0000oC - 1023 oC


 

Mengukur keluaran dari Sensor Temperatur LM35 DZ

LM35DZ punya 3 kaki. Dari sisi depan (kode bisa bibaca) dari kiri ke nanan masing-masing Vin, Vout dan Gnd. Bila Vin kita sambungkan dengan +12V (bisa 2-30 Volt DC) dan Gnd dengan Ground, maka Vout = 0-1 Volt (sesuai dengan temperatur yang diterima body sensor)

0 Volt menggambarkan 0 derajad Celsius dan 1 Volt = 100 Derajad Celsius. Jika 1 Volt = 1000mV, maka setiap derajad Celsius = 10mV.


Nah bila ternyata suhu ruang yang kita ukur = 25.5 Derajad Celsius, maka sensor tersebut akan mengeluarkan tegangan 255mV atau 0.255V. Direpresentasikan secara 10 Bit binary akan menunjukkan : 0011111111 atau decimal : 255.

Mudah khan? Bila belum paham .. ke laut aja he he he ....



Bersambung