Sumber energi untuk pemanas ruangan mesin penetas telur bisa berupa energi listrik, gas/LPG, batu bara, kayu dan bentuk-bentuk energi lainnya. Keputusan untuk memilih bentuk sumber energi tersebut tentu saja dipengaruhi oleh faktor ketersediaan dan kelangsungan sumber energi dan juga efisiensi biaya.
Untuk daerah yang supply listriknya tidak stabil dan sering mati, pemilihan sumber panas yang berasal dari energi listrik merupakan keputusan sulit. Diperlukan back-up listrik yang cukup besar untuk memanaskan elemen listrik. UPS atau inverter akan dengan cepat menguras cadangan listrik dari battery sehingga pemilihan cadangan listrik tipe ini tidak efektif. Salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menyediakan generator listrik (genset) dengan kapasitas besar. Tentu saja biaya operasional menjadi lebih mahal.
Di beberapa daerah di Indonesia memiliki cadangan bahan bakar gas, batubara, kayu dan bentuk lainnya selain listrik dalam jumlah yang melimpah. Disisi lain, supply listrik di daerah tersebut justru buruk dan sering mati dalam periode yang fatal bagi kelangsungan proses penetasan.
Berpijak pada permasalahan diatas, berikut diberikan gambaran sistem penetasan dengan menggunakan energi gas atau batu bara sebagai pemanas ruangan.
Panas api dari batu bara atau gas digunakan untuk memanaskan suatu ruangan pemanas atau heating chamber yang akan disalurkan udara panasnya melalui blower atau kipas seperti yang ditunjukkan pada diagram dibawah.
|
Klik untuk memperbesar gambar |
Listik diperlukan hanya untuk menghidupkan modul kontrol, blower dan ultrasonic mist maker atau humidifier bentuk lainnya. Oleh karena energi listrik yang diperlukan relatif kecil, maka bisa digunakan UPS maupun inverter berkapasitas kecil yang umum dijual di pasaran dengan harga kurang dari Rp. 400.000,-. Bila listrik mati, UPS bisa menghidupi sistem bahkan sampai hitungan 24 jam. Bila listrik PLN hidup, battery pada UPS atau inverter akan terisi.
Cara kerja sistem relatif sederhana, bila ruangan inkubator belum tercapai suhu yang diinginkan, maka dua kipas sirkulasi akan diaktifkan. Bila suhu sudah tercapai, kedua kipas tersebut akan berhenti berputar. Bila temperatur sedikit saja melebihi yang ditentukan, maka exhaust fan akan hidup membuang kelebihan udara panas sekaligus menarik udara segar dan oksigen masuk kedalam mesin tetas. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat sehingga didapatkan regulasi panas yang optimal.
Besar kecilnya api bisa diatur secara manual sesuai dengan kapasitas mesin. Dalam waktu singkat, anda bisa menemukan setelan api yang paling efisien.
Rancangan diatas adalah sebagai gambaran umum, anda bisa memodifikasi atau merancang tehnik lain berdasarkan acuan sederhana diatas yang akan menjadikan properti anda sendiri tentunya.
Selamat mencoba dan berkarya. Mari membangun bangsa ini dengan belajar membuat produk kita sendiri.