Welkom op de Schnell Microcomputer

Surf deze blog en ik hoop dat u vindt wat u zoekt. Als u geïnteresseerd bent met iets op deze pagina en moeten gedetailleerde informatie, bel dan mijn nummer of e-mail naar tafsirindra@yahoo.com

U kunt zeker ook toevoegen mijn ym id en ik zal graag proberen om uw vraag te beantwoorden mogelijk als ik kan ...


Semuanya tentang artikel dan disain aplikasi teknologi digital dan mikrokontroler pada dunia peternakan, perikanan dan pertanian .....

Friday, November 26, 2010

Mengapa bohlam lampu sering putus di mesin tetas klasik?

Pertanyaan ini seringkali muncul dari para pelaku penetasan pemula yang masih menggunakan mesin tetas model still air dan menggunakan bohlam lampu sebagai sumber pemanas ruang inkubator. Seorang ibu rumah tangga yang membantu suaminya menetaskan telur-telur bebek di suatu daerah di Jawa Timur bahkan sudah menyiapkan keranjang besar untuk menampung bohlam lampu yang konon "rutin" putus dalam satu periode penetasan (pantas pabrik bohlam lampu tetap laris dagangannya he he he ...).



Baiklah kita sedikit bicara teknis disini, untuk para insinyur tehnik listrik atau elektronika silahkan lewati sajian dibawah ini karena mungkin ini topik basi bagi anda, tapi setidaknya ini bagus buat para awam yang ingin tahu penyebabnya.

Ok, pertama kita bicarakan dulu tentang tegangan listrik. Bila anda kurang jelas yang dimaksud tengangan listrik anda biasa mengenalnya dengan nominal 220 atai 110 volt, bukan yang 2,4 atau 6 amper... itu mah arus namanya atau pula yang 450, 900, 1300 atau 2200 watt .. karena itu namanya daya (he he he ... sudah dibilang bagi yang ngerti cabut aja).

Bila anda melihat nominal tengangan listrik di rumah anda 220volt, maka sebenarnya tegangan itu tidak dalam kondisi yang selalu pada 220volt melainkan dimulai dari 0 kemudian naik bertahap menuju 220 volt (positif), balik menuju 0 dan turun bertahap ke negatif 220 volt dan kembali lagi ke 0 volt. Siklus ini berulang sebanyak 50 atau 60 kali dalam satu detiknya.

Kalau secara grafik, periode itu membentuk sebuah grafik sinus (gak penting-penting amat sih untuk dipahami bila anda malas mempelajari atau tidak tahu soal matematika, lewat aja... ).



Singkatnya, lampu atau beban kelistrikan lain lebih menyukai untuk dihubungkan saat tegangan pada posisi 0 volt (biar gak kaget) bukan secara acak apalagi saat puncak tegangan 220volt. Masalahnya anda tidak akan mungkin melakukan itu dengan saklar atau switch mekanik atau bahkan elektronik tanpa bantuan alat pendeteksi zero crossing. Kalau anda bisa melakukannya dengan switch mekanik atau microswitch berarti anda benar-benar hebat dan berkecepatan super he he he....

Langsung saja ke intinya... jika anda masih menggunakan switch mekanis untuk mesin penetas klasik anda... silahkan siapkan keranjang bohlam lampu yang besar karena bohlam-bohlam lampu anda akan mengalami penderitaan disambung putus berkali-kali pada tegangan yang acak. Dengan kata lain thermostat wafel dan microswitch anda terpaksa berkali-kali mengagetkan bohlam-bohlam lampu itu sehingga mereka pada jantungan dan mati pada akhirnya.

Langlah pemecahannya bagaimana? baiklah... anda ingin mendengar kabar baiknya dulu apa khabar buruknya dulu? Ok ....

Khabar baiknya:
Ada IC yang bisa mendeteksi zero crossing dan kemudian mengaktifkan semikonduktor untuk mengalirkan arus AC ke beban (bohlam lampu/elemen pemanas). IC ini relatif murah. Kalau anda tidak mau repot mikir IC ini ya tingga beli apa yang dinamakan SSR atau solid state relay.

Khabar buruknya:
SSR itu .. mahal!! kalau dalam bentuk jadi.. coba tanyakan aja di www.digi-ware.com atau di El-Tech Surabaya (gak bermaksud promosiin atau mengkritik harga mereka  lho!!)